Ilmu hubungan dengan manusia adalah kita mampu melaksanakan berbuat bermanfaat buat pribadi kita, sesama, secara lahir dan batin. Sedangkan ilmu hubungan dengan Allahnya adalah mampu melaksanakan niat hanya karena Allah, dengan mampu melaksanakan sadar, tabah, dan sabar. Berbekal inilah maka dalam menjalani ujian Allah kita akan mampu ikhlas dengan nilai yang memuaskan.
Jika segala tindakan kita hanya menggunakan ilmu hubungan manusia saja maka secara kasat mata tampak baik akan tetapi belum benar.
Mengapa demikian? Karena perbuatan kebaikan yang dilandasi dengan niat
hanya karena manusia bagaikan seseorang menanam padi, semakin banyak
menanam semakin mundur. Kita hanya dapat secara hubungan manusianya saja
seperti dihormati manusia, disanjung, dipuji. Hal-hal inilah yang akan
mempertebal nafsu
kita sehingga mengakibatkan kita menjadi manusia yang takabur. Selain
itu, secara hubungan dengan Allahnya kita tidak mendapatkan apa-apa.
Dengan demikian perbuatan kebaikan yang ditanamkan akan menjadikan
hubungan dengan Allah kita semakin jauh.
Selama ini manusia mempunyai persepsi bahwa untuk
niat hanya karena Allah cukup diucapkan di bibir saja. Padahal niat
hanya karena Allah inilah justru yang menentukan diterima dan tidaknya
ibadah kita. Sedangkan untuk mampu melaksanakan niat hanya karena Allah
kita harus mampu melaksanakan ikhlas dengan nilai minimal 7,5. Ikhlas
dengan nilai tersebut tentu harus diuji dulu.
Dalam menghadapi ujian untuk mendapatkan nilai
tersebut, kita harus mau meyakini bahwa semua ujian Allah yang
membuatnya dan hanya Allahlah yang mampu memberi jawabnya secara benar.
Setelah kita meyakininya maka sewaktu-waktu kita diuji, kita mampu untuk
selalu kembali ke Subyek.
Selama ini kita hanya mampu mengucapkan saja bahwa semuanya dari Allah dan akan kembali kepada Allah.
Begitu pula saat kita salat selalu berikrar kepada Allah dengan
mengucapkan: "Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya
karena Allah semata, Tuhan seru sekalian alam”. Akan tetapi, begitu
diuji dengan hilangnya sedikit harta yang kita miliki saja sudah
berkeluh kesah, yang artinya tidak mampu menerimanya dengan ikhlas.
Kembali ke Subyek merupakan kunci untuk mampu menjalani ikhlas dengan
nilai yang memuaskan. Caranya? Ada di seri Ayat-ayat Allah yang
Tersirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar